Senin, 25 Februari 2013

Sepucuk Surat dari Elang Bersaudara


                    Kumandang adzan shubuh akhirnya tiba, mimpikupun akhirnya bersambung, hehehehe. Kutata bantal guling dan bergegas menuju masjid yang jaraknya tak jauh dari kost. Kuputar radio untuk mengawali pagi itu setalah menunaikan kewajiban. Kuganti-ganti channel dan sampai pada suatu program. Namanya sederhana, program fresh pagi. Sejenak ku termenung untuk memecingkan telinga mendengarkan program itu.
“ ok shahabat........ FM, program renungan kali ini adalah sepucuk surat dari elang bersaudara. Bagi kawan-kawan pendengar setia, mari kita simak cerita ini...”
Semakin kupicingkan dan kutajamkan pendengaranku. Kurang lebih isinya begini:
            Suatu hari ada 2 ekor elang bersaudara. Yang satu namanya elang hitam dan satunya lagi elang putih. Elang ini selalu bersama whenever mereka berada. Mereka harus terbang memutar kesana-kemari dan saling bekerjasama untuk memperoleh mangsa. Itupun jika ada elang yang lebih besar di hadapannya, mereka terpaksa untuk membatalkan mangsanya tersebut. Setelah menemukan mangsa yang tepat, mereka masih harus berjuang melumpuhkannya jika mangsanya cukup kuat. Dalam menyantap mangsapun mereka harus saling berbagi. Walaupun hidupnya penuh tantangan, tapi mereka senang dan enjoy menikmati takdir hidupnya sebagai burung elang.

            Sampai pada suatu hari elang hitam mengajak elang putih untuk mencari sesuatu yang baru di luar kehidupannya. Kedua elang ini lalu terbang berkeliling menyusuri pelosok daerah. Akhirnya, tibalah di suatu kandang sapi milik petani desa. Didalamnya ada seekor sapi gemuk berwarna putih. Sapi tersebut sedang makan reruputan yang telah tersedia didepannya. Lalu, elang putih bertanya kepada sapi tersebut
“ banyak sekali makananmu, bagaimana engkau mendapatkan makanan sebanyak dan selezat ini?”
Sapi menjawab, “ aku tidak mencarinya, tapi petanilah yang mencarikan makanan untukku sehingga aku dapat subur dahn gemuk seperti ini. Setiap hari aku disuguhi makanan yang siap untuk kusantap.”
Setelah mendengar jawaban sapi itu, kedua elang tercengang dan kaget seketika. Ternyata ada di dunia ini mendapatkan makanan dengan cepat dan lezat. Padahal selama ini mereka telah bersusah payah dan berjuang keras untuk mendapatkan makanannya. Tapi kali ini mereka telah melihat hal yang beda dari gubuk kandang ini, mendapatkan makanan sudah tersedia setiap hari dan tinggal melahap.
Kemudian elang hitam melanjutkan bertanya kepada sapi. “apakah tempat nyaman ini juga dibuatkan oleh petani?. Sapipun menjawab, “ya, mereka memberi emua yang saya minta. Mulai dari makanan, tempat tinggal sampai kotoran saya pun selalu dibersihkan setiap hari.”
Kedua elang itu lantas tercengang-cengang medengar semua ucapan dari si sapi. Karena tergoda, maka elang putih memutuskan untuk tinggal menetap di kandang dengan alasan mudah mendapatkan makanan dan hidup terjamin. Namun beda halnya dengan elang hitam yang memutuskan untuk tetap tinggal di tempatnya dulu karena elang hitam merasa sudah betah dan menikmati kehidupannya yang lama. Hidup berburu adalah jiwa elang hitam dan akan tetap seperti ini sampai ajal menjemput.
Akhirnya kedua elang terpisah disini dan elang hitampun pergi meninggalkan elang putih yang memilih untuk hidup di kandang. Elang putih menikmati hidup barunya di tempat ini. Dia diberi makan yang banyak setiap hari oleh petani. Dia tidak lagi terbang kesana-kemari untuk berburu mangsa. Badannya kini menjadi gemuk subur hingga untuk terbang saja susah karena mengangkat badannya yang gemuk. Dia hanya bisa mengepak-ngepakkan sayapnya saja.
Sampai saat hari raya tiba,elang putih tak sengaja mendengar pembicaraan si petani dengan istrinya. Mereka membicarakan tentang memasak daging elang yang lezat sebagai hidangan di hari raya. Mendengar dialog tersebut, elang hitam takut dan mencoba untuk kabur dengan mengepak-ngepakkan sayapnya untuk bisa terbang. Tapi, alhasil elang putih tidak dapat terbang karena terlalu berat mengangkat beban badannya. Hingga waktu esok hari raya, akhirnya elang putih menjadi hidangan istimewa petani tersebut.
Sahabatku, bisakah kalian mengambil hikmah dari cerita diatas?
Kadang sesuatu yang menyenangkan di dunia ini didalamnya tersimpan bahaya yang dapat saja membunuh atau membahayakan nyawa orang itu. Karena dunia ini adalah fana dan tidak kekal. Jadi, janganlah terlena oleh kehidupan dunia yang hanya sementara ini ya kawan. Seperti halnya kaya, kemewahan seseorang adalah titipan dari sang ilahi. Justru kemewahan itulah menjadi cobaan seseorang bisa sempurna imannya. Jika kemewahan itu digunakan untuuk jalan yang baik, maka selamatlah orang itu, namun jika tidaak, wallahuallam.
Semoga bermanfaat bro....
(karya sendiri)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Total Tayangan Halaman

chatbox


Anda ingin membuat buat Buku Tamu seperti ini?
Klik disini

Blogroll

X-Steel - Help Select